Di tengah derasnya arus modernitas dan perubahan sosial, akad pernikahan sering kali direduksi menjadi sekadar kontrak hukum atau formalitas administratif. Namun di balik lafaz ijab dan qabul, terdapat ruh syariat yang jauh lebih dalam: menjaga kehormatan, menumbuhkan kasih sayang, serta mewujudkan ketenangan dan keberlanjutan hidup berkeluarga.
Buku ini menelusuri kembali makna substansial dari akad pernikahan melalui kacamata maqasid al-syari’ah – sebuah pendekatan yang menempatkan tujuan syariat sebagai pusat analisis hukum. Dengan menelaah enam model akad pernikahan kontemporer seperti nikah misyar, nikah dengan niat cerai, nikah sementara, hingga pernkahan daring dan lintas agama, penulis menunjukkan bahwa sebagian bentuk akad mungkin sah secara formal, namun lemah secara maqasidiy.
lebih jauh, buku ini memperluas cakupan kajian dengan menyoroti krisis spiritualitas dan komersialisasi pernikahan modern, serta menawarkan rekonstruksi nilai-nilai keluarga islam dalam bingkai maqasid. Di bagian akhir, penulis menyajikan gagasan reformasi sosial dan kebijakan hukum keluarga di Indonesia menuju arah baru fiqh al-usrah yang lebih humanistik, berkeadilan, dan bernilai rahmat.
Dengan memadukan pandangan para fuqaha klasih seperti al-Syatibi, al-Ghazali, dan Ibn Asyur, serta gagasan pemikir kontemporer seperti Jasser Auda dan Yusuf al-Qaradawi, karya ini mengajak pembaca merenung: Apakah akad pernikahan hari in masih berjiwa syariat, ataukah telah menjadi cermin pragmatisme zaman?
Ditulis dengan bahasa yang reflektif, Ruh Syariat dalam Akad Pernikahan Modern menghadirkan pemahaman mendalam tentang haikat pernikahan dalam Islam – bahwa pernikahan bukan sekadar perjanjian antaa dua insan, melainkan ibadah yang berlandaskan cinta, tanggung jawab, dan upaya mewujudkan kemaslahatan hidup bersama di bawah naungan maqasid syariah.
Penulis : Rudi Apriandi, S.H., Dr. Arisman, M.Sy.
ISBN : Sedang Proses
Tebal Buku : x, 243 hal (145×205 mm)
Harga : Rp. 150.000.-